Dicerca DPR AS

 

Meminta maaf bukanlah hal yang gampang, tapi saya mengakui keberanian Akio Toyoda untuk meminta maaf kepada Rakyat Amerika, kendati diapun dicerca oleh DPR negeri Paman Sam tersebut.

Tapi Entahlah, namanya kelalaian tetaplah kelalaian, dari sini Toyota belajar untuk menciptakan mobil yang lebih sempurna dan lebih aman. Persaingan sengit antara Toyota dan General Motor untuk menjadi raja mobil di jagad raya mudah-mudahan menguntungkan konsumen. Konsumen lebih banyak pilihan, berikut cuplikan berita dari VIVAnews

VIVAnews - Presiden Toyota Motor Corp., Akio Toyoda, kembali minta maaf atas mobil-mobil buatan perusahaannya yang kurang memenuhi standar keselamatan berkendara. Namun, permintaan maaf Toyoda itu disambut cercaan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Amerika Serikat (AS).

Toyoda memenuhi undangan para anggota DPR AS di Washington DC, Rabu sore waktu setempat (Kamis pagi WIB) untuk menjelaskan berbagai masalah yang menimpa jutaan unit mobil buatan produsen otomotif terbesar di dunia asal Jepang itu. Dalam pertemuan itu, Toyoda berulang-kali menyatakan pernyataan maaf secara pribadi kepada DPR maupun kepada para konsumen di AS atas mobil-mobil Toyota yang bermasalah.

Namun, para anggota DPR tampak tidak peduli dengan permintaan maaf itu. "Dimana rasa penyesalannya?" kata Marcy Kaptur, anggota DPR asal Ohio. Kepada Toyoda, anggota DPR dari Florida, John Mica, mengaku marah setelah membaca laporan masalah mobil Toyota yang "sangat menggemparkan."

"Melontarkan pernyataan maaf merupakan lain hal, namun bagaimana bila selalu muncul laporan adanya masalah baru dan seolah-olah masalah-masalah itu tidak langsung ditanggapi," kata Elijah Cummings, wakil dari Maryland,

Kaptur menyatakan tidak mau tahu dengan pernyataan maaf Toyoda. "Saya menilai itu tidak mencerminkan penyesalan yang mendalam atas mereka yang tewas," kata Kaptur merujuk kepada hasil investigasi bahwa terdapat 34 kasus kematian di AS dalam sepuluh tahun terakhir terkait dengan masalah keselamatan pada mobil atau truk buatan Toyota yang mereka kendarai.

"Saya menyampaikan duka cita dari lubuk hati yang paling dalam kepada mereka," demikian respon Toyoda. "Saya memohon permintaan maaf sedalam-dalamnya atas setiap kecelakaan yang menimpa pengendara Toyota," lanjut cucu pendiri Toyota Motor Corp. berusia 53 tahun itu.

Namun, kalangan publik dan para wakil rakyat di AS sudah terlanjur marah atas kelambanan Toyota dalam mengantisipasi maupun mengatasi masalah-masalah atas mobil produksi mereka.

Toyota telah menarik (recall) 8,5 juta unit mobil dari berbagai tipe dan merek dari pasar-pasar manca negara. Sebanyak lebih dari 6 juta unit berasa dari AS, pasar terbesar Toyota.

Penarikan produk-produk anyar Toyota itu akibat sejumlah masalah yang bisa membahayakan keselamatan pengendara. Masalah mulai dari pedal gas yang lamban kembali ke posisi normal (sticky gas pedal), tata letak karpet pada lantai yang bisa mengganggu kerja pedal gas (entrapment), hingga masalah pada sistem pengereman.

Selain minta maaf, Toyoda pun berjanji bahwa pihaknya terus berusaha keras mengatasi masalah keselamatan pada mobil-mobil mereka dan mengantisipasi agar masalah yang sama tidak lagi muncul.

"Nama saya ada di setiap mobil. Anda bisa pegang komitmen pribadi saya bahwa Toyota akan bekerja sekuat tenaga dan tidak kenal lelah untuk memulihkan kepercayaan konsumen," kata Toyoda.

Selain melontarkan kemarahan, ada anggota DPR yang memuji keberanian Toyoda untuk sukarela datang ke forum yang menjadi ladang pembantaian bagi dirinya. Di tengah gencarnya pernyataan pedas dari para anggota DPR, Toyoda menjawab semua pertanyaan dalam bahasa Jepang kendati dia mampu berbahasa Inggris. Itulah sebabnya dia membawa serta seorang penerjemah. (Associated Press)

Tidak ada komentar:
Write comments